RONGGENG DUKUH PARUK


Ronggeng Dukuh Paruk" adalah sebuah novel epik karya Ahmad Tohari yang menggambarkan kehidupan masyarakat desa di Jawa Tengah, Indonesia, terkhususnya di desa dukuh paruk sebelum dan sesudah kemerdekaan. Berlatar belakang pedesaan, cerita ini mengikuti perjalanan seorang gadis desa bernama Srintil yang tumbuh dewasa. dengan keberanian dan tekad.

Novel ini merupakan salah satu novel yang menurut Saya wajib dibaca sekali seumur hidup, agar para pembaca juga mengetahui dampak lain dari gerakan G30S-PKI. Selama bertahun-tahun, siswa-siswa di sekolah diperlihatkan bagaimana gerakan tersebut menculik dan membunuh jenderal-jenderal di lubang buaya padahal masih banyak hal tersembunyi yang terdapat di dalamnya yang menyebabkan rakyat lebih sengsara.

Novel ini bermula dari Srintil yang menjadi tokoh utama pada novel ini, seorang gadis yatim piatu yang diadopsi oleh seorang wanita tua di Dukuh Paruk. Di desa ini, seni tari ronggeng mempunyai arti penting, dan Srintil akhirnya menjadi penari ronggeng yang ahli dan menawan. Kecantikan dan kepiawaiannya dalam menari membuat ia disukai dan dicintai banyak pria di desa itu.

Namun kehidupan Srintil tidak selalu menyenangkan. Peristiwa tragis menimpa desa tersebut ketika Belanda datang menjajah Indonesia dan mempengaruhi nasib Srintil. Selain itu, konflik sosial politik yang melibatkan PKI juga berdampak secara signifikan terhadap kehidupan masyarakat di Dukuh Paruk. Dampak gerakan tersebut ternyata lebih besar. Membuat banyak masyarakat tertuduh dan terusir dari negerinya sendiri padahal banyak mereka yang tidak tau menau terkait gerakan yang di pimpin orang-orang biadab tersebut.

Ceritanya lebih ke menyoroti permasalahan kelas, budaya, adat istiadat, agama, dan politik yang mewarnai kehidupan masyarakat desa Dukuh Paruk. Konflik dan pengambilan keputusan yang terjadi di desa mencerminkan secara kompleks bagaimana perubahan sosial di Indonesia saat itu.

Suatu waktu di tahun 1965, Desa Dukuh Paruk kedatangan seseorang yang sering mengobrol dengan para pemuda dan masyarakat di desa itu. Ia membahas bagaimana pemerintah harus sigap bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, tim ronggeng Srintil juga diajak untuk mengisi sebuah acara. Tanpa mengetahui acara tersebut acara apa.

Srintil dan timnya hanya memenuhi undangan pekerjaan dan mengharapkan imbalan. Dan kemudian mereka dibayar dan pulang, tidak tau apa acara tersebut. Dukuh Paruk, sebuah desa yang orang-orangnya saja masih dapat bergantian bertukar pasangan. Bagaimana bisa mereka paham bahwa kumpulan orang yang mengundang mereka ternyata adalah bagian dari sebuah gerakan yang akan membuat satu negara geger.

Hingga suatu hari tanpa mereka sadari gerakan tersebut terjadi. Pemerintah mulai mendata siapa saja yang berhubungan dengan orang-orang dari kumpulan tersebut. Datanglah mereka ke Dukuh Paruk menarik orang-orang yang terlibat dan ikut serta dalam pentas termasuk Srintil.

Mereka diintrogasi berkali-kali tapi tidak ada satu pun yang dapat mereka pahami karna mereka sendiri tidak tahu menahu tentang gerakan tersebut yang mereka tau hanya mengisi acara tari ronggeng pada sebuah acara. Srintil ditahan entah di penjara dimana, dan warga desa mulai ketakutan.

Srintil merupakan tokoh sentral yang menjalani perjalanan panjang, dari hidup sederhana hingga menjadi ikon seni ronggeng. Namun kisahnya juga mencerminkan perjalanan tragis bangsa Indonesia dalam menghadapi gejolak zaman.

Setelah membaca novel ini, saya banyak sekali belajar tidak hanya tentang budaya dan adat istiadat di Indonesia tapi juga belajar tentang bagaimana keras nya bangsa Indonesia menghadapi G30S PKI. Banyak hal hal yang tidak di inginkan terjadi seperti banyak nya masyarakat Indonesia khusus nya desa Dukuh Paruk yang menjadi korban kekejaman PKI.

Bahkan banyak masyarakat desa Dukuh Paruk yang bekerja sama dengan orang-orang yang melakukan gerakan tersebut karna tidak tahu.

Hubungan cinta dan konflik menjadi bagian penting dalam cerita “Ronggeng Dukuh Paruk”. Kita akan menyelami lebih dalam tentang kisah antara Srintil dengan para pria dalam hidupnya, serta konflik-konflik yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.

Di antara hubungan-hubungan yang terjalin dalam novel ini adalah cinta segitiga antara Srintil, Rasus, dan Kancil yang menjadi pusat perhatian. Kita akan melihat bagaimana cinta dapat memicu konflik, persaingan, dan pengorbanan yang rumit antara ketiga tokoh ini. Novel ini menggambarkan dinamika emosi dan kekuatan cinta yang menguji batas dan kesabaran manusia.

Dengan gaya penceritaan yang mendalam, Ahmad Tohari menghadirkan gambaran kehidupan desa yang kaya akan nuansa budaya tradisional. “Ronggeng Dukuh Paruk” bukan hanya sekedar kisah cinta dan keindahan seni budaya namun juga merupakan cerminan dari perubahan sosial yang melanda bangsa kita yaitu Indonesia. Novel ini telah menjadi karya sastra klasik yang memikat banyak pembaca dengan kekuatan narasinya yang mendalam.

by: susiloadinugroho



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GENOSIDA DI TIMOR TIMUR

BUMI MANUSIA